Komposisi
Tiap
tablet mengandung :
Ketokonazole 200 mg
Farmakologi
Ketokonazole
adalah suatu derivat imidazole-dioxolan
sintesis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit,
ragi, misalnya Tricophyton sp, Epidermophyton floccosum, Pityrosporum sp,
candida sp.
Ketokonazole
bekerja dengan menghambat sitokorm P450 jamur, dengan mengganggu sintesis
ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.
Indikasi
Infeksi
pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit
dan/atau ragi (dermatofitosis, nikomikosis, Candida paronychia, pitiriasis
vesikolor, pitiriasis kapatis, folikulitis, kandidosis mukokutan kronik),
Bila
infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak di
permukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
Infeksi
ragi pada saluran pencernaan.
Kandidosis
vagina kronik dan kandidosis rekuren. Pada terapi lokal penyembuhan infeksi
yang kurang berhasil.
Infeksi
mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, parakosidiodomikosis,
histoplasmosis, koksidiodomikosis, blastomikosis.
Pengobatan
profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun (keturunan,
disebabkan penyakit atau obat), berhubungan dengan meningkatnya resiko infeksi
jamur. Ketokonazole tidak dipenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat.
Oleh karena itu meningitis jamur jangan diobati dengan ketokonazole oral.
Kontra indikasi
Penderita
hati akut atau kronik.
Hipersensitif
terhadap ketokonazole atau salah satu komponen obat ini.
Pada
pemberian per oral ketokonazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan
terfenadin, astemizol, cisaprid dan triazolam.
Wanita
hamil.
Dosis
Pengobatan
kuratif.
Dewasa:
Infeksi
kulit, gastrointestinal dan sitemik : 1 tablet (200mg) sekali sehari pada waktu
makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2
tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.
Kandisosis
vagina: 2 tablet (400 mg)sekali sehari pada waktu makan.
Anak-anak:
Tidak
boleh digunakan untuk umur < 2 tahun.
Anak
dengan berat badan kurang dari 15 kg : 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
Anak
dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
Anak
dengan berat badan lebih dari 30 kg : sama dengan dewasa.
Pada
umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua
simtom hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif.
Pengobatan
profilaksis:
1
tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan.
Lama
pengobatan:
Kandidosis
vagina 5 hari.
Mikosis
pada kulit yang disebabkan oleh dermatofit: kurang lebih 4 minggu.
Pitiriasis
versikolor : 10 hari.
Mikosis
mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida : 2 – 3 minggu.
Infeksi
rambut : 1 – 2 bulan.
Infeksi
kuku : 3 – 6 bulan bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan.
Dipengaruhi
juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku, sampai kuku yang terinfeksi digantikan
oleh kuku yang normal.
Kandidosis
sistemik : 1 -2 bulan.
Parakoksidioidomikosis,
histoplasmosis, koksidioidomikosis; lama pengobatan optimum 2-6 bulan.
Peringatan dan
perhatian
Penting
memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai
gejala penyakit hati seperti letih tidak normal disertai dengan demam, urin
berwarna gelap, tinja pucat atau ikterus.
Faktor
yang meningkatkan resiko hepatitis: wanita berusia diatas 50 tahun, pernah
menderita penyakit hati, diketahui mempunyai itoleransi dengan obat, pemberian
jangka lama dan pemberianobat bersamaan dengan obat yang mempengaruhi fungsi
hati. Tes fungsi hati dilakukan pada pengobatan dengan ketoconazole lebih dari
2 minggu.
Apabila
telah didiagnosis sebagai penyakit hati, pengobatan harus dihentikan.
Fungsi
adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau
fungsi adrenal yang “border line” dan pada pasien dengan keadaan stres yang
panjang (bedah besar, intensive care, dll)
Tidak
boleh digunakan untuk anak < 2 tahun.
Jangan
diberikan pada wanita hamil, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari
resiko pada janin.
Kemungkinan
dieksresikan dalam air susu ibu, maka ibu yang diobati dengan ketokonazole
dianjurkan untuk tidak menyusui.
Efek samping
Dispepsia,
nausea, sakit perut dan diare.
Sakit
kepala, peningkatan enzim hati yang reversibel, gangguan haid, pusing parestesia
dan reaksi alergi.
Trombositopenia,
alopesia, peningkatan tekanan intrakranial yang reversibel (seperti papiledema,
”bulging fontanel” pada bayi).
Impotensi
(sangat jarang).
Ginekomastia
dan oligospermia yang reversibel bila dosis yang diberikan lebih tinggi dari
dosis terapi yang dianjurkan
Hepatitis
(kemungkinan besar idiosinkrasi) jarang terjadi (terlihat dalam < 1/10.000
penderita). Reversibel apabila pengobatan dihentikan pada waktunya.
Interaksi obat
Pemberian
bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol.
Absorpsi
ketokonazole maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu
kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien diberi obat-obat penetral
asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelah ketokonazole.
Pemberian
bersama dengan rifampisin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat.
Pemberian
bersama INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketokonazole, bila kombinasi
ini diberikan bersama konsentrasi plasma harus dimonitor.
Over dosis
Tidak
ada tindakan khusus yang harus diberikan. Hanya tindakan suportif yang perlu
dilakukan seperti bilas lambung.
Posting Komentar
berikan komentar anda disini agar pengetahuan kita sama-sama bertambah